Jumat, 01 April 2011

Yahudi Pelintir Al-Qur’an Untuk Klaim Yerusalem

Seorang penganut Yahudi mengangkat tinggi gulungan Torah dalam sebuah peringatan Conahim selama Hari Paskah di Tembok Ratapan Yerusalem pada 1 April 2010. (Foto: Getty Images)

TEL AVIV (SuaraMedia News) – Kelompok-kelompok Israel coba menggunakan ayat kitab suci Al-Qur’an untuk mengklaim bahwa Yerusalem adalah milik Yahudi, hal tersebut diungkapkan dalam pemberitaan media Arab pada hari Rabu (14/4).Dalam pertemuan darurat dewan Liga Arab, dibahas mengenai selebaran dari kelompok-kelompok Yahudi yang bermukim secara ilegal di Yerusalem. Di dalamnya, Yahudi mengklaim bahwa Yerusalem adalah “tanah Yahudi” dan mengutip ayat-ayat Al-Qur’an serta ayat Torah (Taurat) yang telah dipalsukan bangsa Yahudi.

Dalam selebaran tersebut, seperti disebutkan dalam Torah, kelompok itu mengklaim bahwa “tanah Israel” adalah tanah milik kaum Yahudi seorang, dan oleh karena itu penduduk selain Yahudi dilarang menetap di sana.

Kelompok Yahudi itu mengatakan, “Kaum Yahudi terusir dan menetap di luar “negara” kami selama 2.000 tahun, tapi, setelah anak-anak Israel kembali ke tanah yang dijanjikan para nabi, sudah waktunya bagi Israel untuk menerapkan perintah suci ini, jadi kami minta kalian meninggalkan “tanah” Israel.”

Ditambahkan, “Kaum Yahudi yakin bahwa kami harus melaksanakan tugas-tugas dalam Torah, dan dalam Torah beberapa kali dituliskan bahwa “tanah Israel” dijanjikan kepada Abraham (Ibrahim), Isaac (Ishak) dan Yakub, serta anak cucu mereka. Semua setuju bahwa kami adalah keturunan bangsa kuno Israel, keturunan Abraham, Isaac dan Yakub.”

Selebaran tersebut mengklaim, “Tidak ada pertentangan antara apa yang diperintahkan dalam Torah dengan apa yang tertulis dalam Al-Qur’an kalian.” Selebaran tersebut kemudian merujuk pada Surat Al-Isra and Al-Ahqaf yang dipelintir.

Sesumber media yang mendapatkan salinan terbitan itu mengatakan: “Ini adalah upaya-upaya untuk mencuci otak masyarakat Yerusalem dan seluruh orang Palestina, Arab dan Muslim. Selebaran itu mencoba membenarkan teks dalam Torah dengan menggunakan ayat-ayat suci Al-Qur’an.”

Selebaran itu menambahkan, “Dari sudut pandang keagamaan, harus tercipta perdamaian di “tanah Israel”, dan kami menjelaskan kepada kalian mengenai pernyataan dalam Torah dan Al Qur’an, kami yakin kalian bisa memahaminya.”

Klaim selebaran tersebut kemudian diarahkan pada dialog dengan Muslim di Yerusalem. “Karena Islam adalah ajaran yang mengatur tatanan moral, seharusnya tidak menentang hal ini. Ada banyak negara di luar sana yang bisa kalian tempati.”

“Kalian harus memahami bahwa apa yang kami kerjakan tertulis di dalam Torah. Kami sarankan kalian bernegosiasi dengan “negara” Israel, mendapatkan “bantuan ekonomi” dan pindah ke tempat lain.”

Tahun lalu, Khalil Tafakji, seorang pakar masalah pendudukan Israel yang merangkap sebagai direktur pusat pembelajaran peta Arab, mengatakan bahwa Israel tengah mengadakan upaya besar-besaran untuk menggarap Yerusalem sehingga akan mencakup 10 persen dari keseluruhan wilayah Tepi Barat.

Dalam pernyataan di hadapan wartawan, Tafakji mengatakan bahwa Israel mencoba membuat “keseimbangan” demografi baru di mana orang-orang Yahudi akan menjadi kaum mayoritas yang menguasai Yerusalem.

Dia menambahkan bahwa Israel juga berencana untuk membelah Tepi Barat menjadi dua bagian, utara dan selatan, berlawanan dengan pendirian negara Palestina merdeka yang menginginkan Yerusalem timur sebagai ibu kota.

Bulan Januari lalu, Sheikh Raed Salah, pemimpin gerakan Islam pada tanha Palestina terjajah 1948, menyampaikan peringatan terhadap skema Israel yang menarget Masjid Al-Aqsa. Salah mengatakan bahwa keputusan pengadilan Israel terhadap dirinya merupakan sebuah keputusan militer yang salah, ia berjanji untuk terus berjuang demi Al-Aqsa.

Dalam sebuah wawancara dengan PIC, Salah mengatakan bahwa keretakan yang terjadi di Masjid Al-Aqsa dan jalanan kota Yerusalem terjajah merupakan akibat dari penggalian yang terus dilakukan Israel di bawah masjid tersebut, sebuah hal yang menjadi ancaman serius bagi masjid tersebut.

“Saya merasa khawatir dengan rencana Israel untuk membangun sebuah sinagog di dekat Buraq plaza, mereka berniat menyelesaikannya pada bulan Maret tahun ini. Jika sudah terealisasi, saya yakin bahwa hal tersebut akan menjadi permulaan dari pembangunan sinagog yang lebih besar dan mengorbankan Masjid Al-Aqsa,” kata Salah.

Salah juga menuding penjajah Zionis tengah berencana untuk membelah Masjid Al-Aqsa, menjadi dua bagian, untuk Muslim dan Yahudi, Israel berencana melakukan hal tersebut dengan kekuatan militer, dengan cara yang sama ketika mereka membelah Masjid Ibrahimi di kota Al-Khalil (Hebron) pada tahun 1994 lalu. (dn/im/pi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ISIS

Negara Islam (di) Irak dan Syam  ( Bahasa Arab : الدولة الاسلامية في العراق والشام /  al-Dawlah al-Islāmīyah fī al-ʻIrāq wa-al-Shām ,  ...